Jumat, 07 Januari 2011

Welkam long Papua Nugini

Selamat datang di Papua New Guinea (PNG) ditulis dalam bahasa Inggris PNG menjadi Welkam long Papua Nugini. Ya! Ucapan sama dengan penulisan. Selamat tinggal ditulis Gud Bai (bukan Good Bye). Itulah yang tertulis di gerbang perbatasan RI dengan PNG.

Dari Jayapura kurang lebih ditempuh 2 jam perjalanan melewati Abepura, kemudian daerah transmigrasi Koya (? -- penghasil sayur mayur untuk Jayapura dan sekitarnya). Jalan menuju pos perbatasan tergolong mulus dan lebar. Tentu saja banyak melewati semak belukar dan hutan. Lalu lalang kendaraan pun dari Koya ke perbatasan hanya sesekali kita berpapasan dengan kendaraan lain. Namun di hari libur cukup banyak orang tertarik untuk 'menyeberang' melewati pos perbatasan. Tentu saja tidak perlu passport, hanya lapor ke pos penjagaan TNI dan Polri. Karena memang hanya beberapa puluh meter saja dari gerbang perbatasan.

Di dearah Koya (?) ditemui lapak-lapak tempat petani menjual hasil pertanian. Jagung rebus hampir selalu ada di lapak itu. Dan dengan sapaan "Pinten reginipun, bu"(Berapa harganya Bu), maka saya berharap mendapat jawaban bahasa Jawa juga dan (ngarep.com) harga yang lebih murah. He3

Melewati tapal batas RI PNG di timur (tepatnya tenggara kali ya)Jayapura menjadi sensasi tersendiri. Bagaimana daerah-2 perbatasan dibangun tampak dari infra struktur yang ada. Jalan raya tergolong bagus. Demikian pulasarana kesehatan semacam Puskesmas yang ditilik dari bangunan terlihat baik.

Dan yang terlihat dari atas bukit adalah pantai dan perkampungan PNG paling dekat dengan perbatasan RI yang .... wow! pantainya terlihat sangat indah. Sebagaimana di Papua yang menjadi bagian dari NKRI, pantai di PNG pun sama indahnya. Pantai yang kelandaiannya tidak jauh, namun langsung bersentuhan dengan pegunungan. Hal yang saya temui juga di Pantai Tablanusu, 2 jam ke barat dari Sentani. Keindahan alam Papua tidak terbantahkan!

Oh ya, di daerah Koya (?) ada tempat pemancingan yang ramai dikunjungi di akhir pekan oleh pengunjung dari Jayapura, Abepura dan Sentani. Selain tujuan memancing, juga sekalgus membeli oleh-2 sayuran yang dijajakan di lapak pinggir jalan. Sayur mayur termasuk 'barang mewah' menurut saya di Indonesia Timur karena jarang ditemui di rumah2 makan. 

Tentang pantai Tablanusu dan danau Sentani, dan juga monumen Mac Arthur akan diceritakan di posting yang terpisah... "Papua... gunung-gunung menjulang, sungai mengalir deras, mengalirkan emas...." bunyi sebuah lagu daerah yang hampir setiap pagi saya dengar selama dua minggu berada di tanah Papua. Ya, Papua memang luar biasa!

Sulawesi: daratan dengan batuan yang kompleks


Masih tentang Sulawesi. Mengutip satu artikel di web: "Wilayah ini (Sulawesi - pen) dianggap sebagai salah satu wilayah geologi paling kompleks di muka bumi". Dikatakan selanjutnya: Pemahaman yang ada saat ini adalah secara geologis pulau ini terbentuk dari beberapa bagian. Satu bagian membentuk Sulawesi bagian utara dan sebagian bagian barat, satu bagian membentuk bagian timur dan daerah-daerah selatan – tengah. Wilayah yang lebih kecil dari pulau ini, seperti Banggai-Sula di sebelah timur dibentuk dari bagian dari daerah lain. Lempengan-lempengan geologi ini bertabrakan satu sama lain yang diakibatkan oleh pergerakan tektonik.

Dalam literatur geologi secara luas, diketahui bahwa wilayah sebelah timur daratan Sulawesi berasal dari sebuah pecahan Gondwanaland. Banyak pendapat berbeda atas daerah asal dari wilayah Barat Daratan Sulawesi. Pendapat yang lama yang ada cenderung menganggapnya sebagai bagian yang pernah menjadi bagian dari Laurasia, seiring dengan bagian yang lebih besar dari wilayah Barat Indonesia. Baru-baru ini, banyak penulis geologi seperti Whitten berpendapat bahwa daerah tersebut merupakan patahan zaman Jurassic dari Gondwanaland. (tentang pembahasan Sulawesi dari sisi geologi silakan klik http://lorelindu.wordpress.com).

Memang begitu kita masuk ke daerah atas Sulawesi Selatan (Toraja, Palopo, dst) akan terlihat batuan-2 khas yang menjulang tinggi dan kokoh. Ini mungkin yang konon hasil benturan lempengan bumi puluhan bahkan ratusan juta tahun yang lalu (ah, anda boleh cari sumber-2nya sendiri. Antara lain secara ringkas ada di museum Geologi Bandung).