Banana boat dengan back ground hotel2 Pangandaran |
Yang jelas, makin banyak rumah-rumah penduduk dijadikan 'home stay' atau persewaan kamar. "Kamar Kosong - Rp. 50 ribu" demikian tulisan yang banyak terpampang di dinding-dinding rumah penduduk. Hotel berkelas pun saat ini tersedia. Salah satunya hotel "Menara Laut" yang menghadap pantai barat Pangandaran, dimana saya menginap. Saya lihat beberapa bangunan hotel lain sedang dalam progress. Antisipasi bakal makin ramainya Pangandaran, terlebih setelah berhasil menjadi daerah otonomi baru 'Kabupaten Pangandaran'? -- memisahkan diri dari Kabupaten Ciamis.
Ya, sejak 25 Oktober 2012, Kabupaten Pangandaran resmi berdiri. namun ibukotanya bukan di Pangandaran, tetapi di kecamatan Pariigi. Mungkin dengan pertimbangan Pangandaran yang sudah terlalu padat dan difokuskan untuk destinasi wisata, serta untuk pengembangan daerah di sekitarnya. Kabupaten Pangandaran terdiri dari 10 kecamatan, dan hingga saat tulisan ini dibuat belum memiliki Bupati sendiri.
Pantai Pangandaran
Pantai barat menjadi favorit untuk mandi di pantai, bercengkerama dengan ombak samudera Indonesia yang semakin ke barat semakin besar. Daerah aman bermain di pantai ada di sisi pantai barat sebelah timur, yang sedikit 'tertutup' tanjung bukit kecil yang masih berhutan lebat, yang merupakan daerah cagar alam. Makin ke barat ombak makin besar dan menurut seorang penjual makanan 50 meter dari garis pantai ada 'sumur' atau 'palung' dalam yang arusnya 'muser'. Sayang tidak ada peringatan bahaya di sekitar situ.
Pantai barat Pangandaran pagi hari |
Pantai timur Pangandaran adalah "ekonomi maritim" penduduk setempat. Ada pelabuhan perikanan yang agak menjauh ke utara dekat muara sungai Citanduy, tapi sebagian kapal nelayan kecil bersandar dekat 'bukit' kecil ujung Pangandaran. Ada 'pasar ikan' dimana di situ kita bisa makan aneka sea food segar. Persewaan perahu bermotor ada di sini, menuju pasir putih dan gua-gua di bukit kecil tanjung Pangandaran. Bisa juga snorkeling, menyaksikan biota laut, ikan hias di pantai timur ini. Ada juga permainan banana boat dan mainan lain yang penuh sensasi. Tentu Anda harus membayar. Banana boat 30 ribu/orang; jet sky 350 ribu (bisa untuk berdua).
Salah satu 'ekonomi maritim' - di sini ebi dan teri dijaring? |
Kehidupan malam
Pangandaran malam hari seakan tidak tidur. Karaoke buka sampai jam 2 pagi. Warung-warung makan, kedai kopi, masih buka sampai dini hari. Dan tentu saja warna-warni kehidupan malam kaum lelaki hidung belang. Ini bisa dibaca dari pertanyaan "Cari-cari Om..." oleh orang-orang yang kita temui sedang nongkrong di depan kedai. Juga dari perempuan-perempuan yang lalu lalang diboncengkan atau yang nongkrong dengan dandanan yang menor.
"Sekarang makin ramai om... ", kata penjual indomie rebus dalam obrolan dini hari, sambil saya menikmati white coffe. Ya, inilah yang membuat pangling juga, kata saya dalam hati. Seperti sudah menjadi jamak di daerah wisata, tidak hanya di Pangandaran, kehidupan malam dan prostitusi terselubung menjadi ikutan yang seolah harus ada. Daerah 'plesiran' tidak bisa steril dari dunia esek-esek. Mengapa oh mengapa? #tidak harus dijawab di sini.
Selain pantai Pangandaran, wisata lain yang terkenal adalah 'Green Canyon' -- saya tulis di posting lainnya. Suwun,,,
'Batu Layar' Pangandaran |
Favorit di Pangandaran : keliling bersepeda gandeng |
Satwa penghuni cagar alam Pangandaran |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar