Menyaksikan kota Jayapura dari menara (tower) pemancar TVRI Jayapura sungguh mengasyikan. Lanskap kota dan bukit di belakang kota dan pelabuhan serta laut membiru di hadapannya sungguh memukau. Karena letaknya yang tinggi, rupanya kompleks menara TVRI ini menjadi obyek kunjungan wisata Jayapura. Banyak anak muda duduk-duduk santai menikmati keindahan panorama Jayapura.
Saya sebelumnya membayangkan kota Jayapura menghadap langsung ke Samudera Pasific. Namun sungguh luar biasa kota ini dibangun 'membelakangi' lautan lepas samudera terluas di dunia itu. Berada di teluk Jayapura, di belakang kota adalah bukit yang 'membentengi' kota dari hempasan ombak samudera secara langsung.
Menurut sahibul wikipedia, kota ini didirikan oleh Kapten Infanteri F.J.P Sachses dari kerajaan Belanda pada 7 Maret 1910. Dari tahun 1910 ke 1962, kota ini dikenal sebagai Hollandia dan merupakan ibukota distrik dengan nama yang sama di timur laut Papua Barat. Kota ini sempat disebut Kota Baru dan Sukarnopura sebelum memangku nama yang sekarang pada tahun 1968. Arti literal dari Jayapura, sebagaimana kota Jaipur di Rajasthan, adalah 'Kota Kemenangan' (bahasa Sanskerta: jaya yang berarti "kemenangan"; pura: "kota").
Dari bawah menara TVRI yang tingginya hampir sejajar dengan bukit di belakang kota, kita dapat menyaksikan keindahan kota, panorama laut, pulau kecil di depan kota yang tampaknya berpenghuni dengan mercu suar yang melambangkan tanda salib. Menengok ke tenggara kita bisa melihat pegunungan di perbatasan Papua Nuginea (PNG) yang membiru.
Gambar-2 Jayapura dari sisi barat ke timur (bukit di ujung timur menjorok ke selatan yang menjadikan kota ini berada di cekungan - teluk).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar