Selasa, 21 Desember 2010

Toraja, eksotisme alam dan budaya


Tahun 2010 ini saya berkesempatan berkunjung ke berbagai belahan nusantara. Papua, Sulawesi dan Sumatera di antara pulau-2 yang saya singgahi dalam rangka tugas. Peribahasa Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui benar-2 saya manfaatkan. Dalam arti di sela tugas menyempatkan mengunjungi daerah wisata yang terkenal di situ.

Kali ini saya bercerita tentang Tana Toraja (TATOR), di Sulawesi Selatan. Sebenarnya saya bertugas di Pinrang dan Polewali, namun Tator menjadi daya tarik tersendiri dan harus saya kunjungi, sekalipun perjalanan harus ditempuh sekitar 4 jam.

Saya pun mulai bertanya bagaimana saya mencapai Toraja dari Pinrang. Ada yang bilang harus ke Pare-2 dulu agar dapat angkutan yang nyaman. Namun akhirnya saya berangkat dengan bus Mandiri, satu-satunya bis yang melayani trayek Pinrang - Makale melalui Enrekang. Bis ini berangkat jam 08.00 dan tiba di Makale ibukota Toraja Induk jam 12.00 dengan rehat sekitar 1/4 jam di daerah Suddu. Dan berangkat kembali (pulang)ke Pinrang jam 13.00. Hanya satu bis ini yang setia melayani trayek ini, sekalipun penumpangnya hanya 2-4 orang setiap harinya. Titipan dokumen atau barang yang rupanya ikut menunjang pendapatan awak bis ini.

Toraja dipenuhi pegunungan yang benar-2 indah. bukit-bukit yang tampak dulunya longsor membentuk 'papan-2' cadas yang menjulang. Di bawahnya sungai dan areal pertanian sawah yang mendominasi Toraja. Ada dua kota besar: Makale sebagai ibukota Toraja Induk dan Rantepao sebagai ibukota Toraja Utara yang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran. Makale dulunya menjadi pusat pemerinthanan, sementara Rantepao kota perdagangan dan wisata (sewaktu masih satu kabupaten). Kini mau tidak mau Rantepao harus berbenah dengan membangun kantor-2 baru untuk pemerintahan.

Makale kecil, hanya begitu masuk 'bundaran' Makale kita sudah langsung 'ngeh': oh ini Toraja toh. Ada bangunan gedung DPRD dengan gaya arsitek khas Toraja.

Juga gereja yang sangat menonjol dan sebagia kantor pemerintahan di seberang gedung DPRD.

Dari Makale untuk sampai ke Rantepao dengan 'taksi' cukup 5 rb perak. Ongkos yang murah karena relatif jauh (20 km-an). Nah di kota inilah banyak hotel dan penginapan untuk para wisatawan.

Bagaimana keindahan Toraja, khususnya Rantepao? juga budayanya? tunggu posting berikutnya ya....