Rabu, 18 Maret 2009

Fenomena Facebook... hanya trend?

Banyak ulasan mengenai situs jejaring sosial Facebook di koran dan majalah, menyoroti perkembangan pengguna yang kian meningkat dari hari ke hari. Di kantor pun heboh, saling bertanya: sudah punya FB belum? Bikin dong, dst dst....

Memang perkembangan facebook jauh lebih dahsyat ketimbang blog. Ketika saya sharing ke teman: saya pengin punya blog untuk menuangkan gagasan dalam tulisan, dia menjawab: blog sudah ketinggalan... buka facebook aja. Dan akhirnya punya account di FB. Berkat FB ini pula, teman-2 kuliah yang sudah 20-an tahun 'kehilangan kontak' beberapa tersambung lagi. Kontak yang ada masih lebih bersifat 'kangen-kangenan'... tapi diambil positifnya saja bahwa FB membantu kembalinya tali silaturrahmi, baik dengan teman maupun komunitas/kelompok dimana seeorang merasa menjadi bagian dan 'nyaman' ber-asosiasi dengan 'group' itu.

Tapi hasrat punya blog tetap membara, dan sekalipun di FB ada segment "catatan" untuk menulis gagasan-2, rasanya tetap belum marem (puas). Maka blog pun tetap 'dilahirkan'. Ya ini, blog yang sedang Anda kunjungi...

Kembali ke facebook. Kalau kita amati postingan-2 atau comment, status, dan tampilan yang ada... memang kebanyakan hanya memanfaatkan FB untuk memberitahu teman atau pengguna lain tentang 'perasaan saat ini, sedang ngapain, lagi di mana, dll' . Mungkin ini 'bawaan' sifat manusiawi, dimana pada saat budaya lisan dan komunitas masih kental dan orang cenderung suka berkumpul.. maka ungkapan perasaan disampaikan verbal dengan lisan. "saya ngantuk nih..", "makan di warung anu enak ya..." disampaikan pada orang yang saat itu ada di dekatnya secara fisik. Kini dengan FB, orang bisa mengungkapkan perasaannya ke banyak orang, tak peduli apakah dibaca atau di-cuekin... Tapi yang penting adalah 'perasaan sudah diungkapkan'...

Tentu saja ada yang menggunakan FB untuk kepentingan yang lebih serius. Misalnya dengan pembuatan FB tokoh-tokoh politik, agamawan, dan tokoh berbagai bidang yang berpengaruh di bidangnya sehingga FB menjadi katalog pemikiran dan sejarah. Tanpa harus pergi ke perpustaakan cari buku, bisa klik untuk melihat pemikiran-2 para tokoh yang sudah di-facebook-kan. Tentu saja untuk referensi, buku tetaplah menjadi acuan utama. Apalagi di ranah akademik.

Pertanyaannya adalah, apakah fenomena Facebook hanya trend sesaat? Dalam arti lebih sebagai 'mode' atau 'cara' orang mengungkapkan diri? Nanti manakala muncul situs yang lebih canggih, orang akan beralih ke yang lebih baru dan canggih itu (ingat friendster! saat ini konon mulai ditinggalkan).

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. asalammualaikum..
    ketemu lagi pak..apa kabar pak.?

    untuk saat ini memang facebook masih menjadi "primadona",dan saya kira nasib facebookpun tida akan jauh berbeda dengan pendahulunya (friendster dll).bedanya mungkin facebook akan jauh lebih lama bertahan dari pendahulunya.

    terima kasih.

    BalasHapus