Rabu, 29 Agustus 2012

Berbuat sesuatu untuk kampung halaman

عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Hadits ini dishahihkan oleh al Albani didalam “ash Shahihah” nya.
Hadits di atas menjadi pendorong kita untuk melakukan 'sesuatu' yang bermanfaat untuk lingkungan, termasuk lingkungan dimana kita pernah lahir dan besar dulu.

Karenanya dengan senang hati saya memenuhi keinginan beberapa alumni Ikatan Pelajar Galuhtimur (IPAGA) untuk memberikan sharing dalam halal bi halal dan seminar sehari pelajar Galuhtimur.

Hal ini pula yang saya lakukan belasan tahun lalu, kata Mukhammad Murdiono 16 tahun lalu, di tempat yang sama di Balai Desa Galuhtimur memberikan sharing, bimbingan, motivasi ketika dulu IPAGA di era dosen UNY itu masih bergiat aktif. Kini setelah 16 tahun vacum IPAGA dicoba digerakkan lagi oleh alumni yang peduli dengan kemajuan generasi muda Galuhtimur. Mukhammad Murdiono merasakan sendiri manfaat aktifitas berorganisasi yang dirasakanya beberapa tahun kemudian. Kini dia sedang mengambil S3 dan siap menjadi profesor sebelum berusia 45 th.

Harapannya, pelajar-2 Galuhtimur kini juga aktif kembali menghidupkan kegiatan2 yang akan dirasakan manfaatnya bagi mereka sendiri.

Era yang hilang

Sungguh disayangkan memang selama 16 tahun itu kegiatan IPAGA terhenti. Tentu bukan berarti tidak ada aktifitas pelajar, karena bisa saja mereka aktif di organisasi pelajar di sekolah (OSIS, IPNU, IRM, dll). Namun yang fokus peduli pada kemajuan remaja pelajar Galuhtimur di tengah perubahan sosial yang cepat hampir tidak ada. Yang ada adalah klub-2 bola, band, genk-2 remaja yang kadang menonjolkan egoisme kelompok terlalu tinggi sehingga bentrokan alias tawuran kadang terjadi. Kalau mendengar adanya perilaku-2 yang menjauh dari nilai agama kita jadi miris, seperti peredaran miras, pergaulan bebas, dan perilaku anarkis yang terjadi.

Di tengah situasi global yang mau tidak mau berpengaruh ke pedesaan, melakukan sesuatu untuk menjaga dan meluruskan arah perjalanan hidup mutlak dilakukan. Generasi muda perlu diberitahu arah yang memungkinkan mereka berkembang, mengembangkan potensi diri, dan tidak larut dalam kecenderungan gaya hidup hedonis yang akan menghancurkan masa depan.

Seperti dikatakan salah satu peserta seminar, potensi anak-2 Galuhtimur tidak kalah dengan anak-2 kota. Terbukti di sekolah mereka mampu menduduki peringkat bagus. Tahun ini ada 2 anak lulusan SMA yang diterima di IPB. Luar biasa, ini meneruskan tradisi anak-2 Galuhtimur bisa menembus PTN besar favorit yang jumlahnya masih amat sedikit. Ke depan harus lebih banyak lagi... sekalipun hal ini bukan jaminan satu-2nya jalan untuk sukses. Banyak jalan menuju Roma!

Namun yang pasti adalah: pelajar Galuhtimur harus punya cita-cita setinggi langit, harus punya mimpi (DREAM)setinggi mungkin, yakin dan kuat tekad untuk mengejar impian itu, demi apa? Demi perbaikan kualitas hidup. Demi perubahan ke arah lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar